TEMA BULANAN : “Misi Dan Pendidikan Yang Membebaskan”
TEMA MINGGUAN : “Mengucap Syukurlah Untuk Kemuliaan Allah”
BACAAN ALKITAB: 1 Korintus 10:14-33
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Bersyukur kepada Tuhan adalah karakter (sifat/perilaku) hidup orang percaya untuk mensyukuri berkat dan pemeliharaan-Nya. Jemaat mengucap syukur bukan saja diungkapkan ketika dalam suasana bersukacita tetapi juga dalam pergumulan dan penderitaan. Karena firman mengajarkan untuk “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Yesus Kristus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18). Jemaat bersyukur kepada Tuhan diungkapkan dalam berbagai bentuk, apakah dengan ibadah syukur, persembahan syukur dan jamuan kasih. Pertanyaan untuk direnungkan, apakah bentuk-bentuk ucapan syukur jemaat dilakukan dengan segenap hati sebagai respons iman atas berkat-berkat Tuhan? Sebab sering terjadi diakhir ibadah syukur ada pesta pora. Atau apakah hanya sebuah tradisi tanpa menghayati makna perayaan tersebut ?
Perayaan ucapan syukur tentunya diekspresikan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan karena Dia telah memberikan keselamatan dan berkat kehidupan bagi orang percaya. Praktik pengucapan syukur jemaat bukan saja dilakukan sebagai tradisi ataupun menggucap syukur kepada Tuhan, namun masih ada yang mengucap syukur pada allah-allah (opo-opo) lewat ritus-ritus penyembahan. Ada pula yang mengucap syukur dengan menonjolkan keberhasilan dan kesuksesan seseorang sehingga bukan nama Tuhan yang dimuliakan tetapi mereka yang mengucap syukur. Dengan alasan pemikiran seperti ini maka jemaat diajak untuk merenungkan tema minggu ini: “Mengucap Syukurlah Untuk Kemuliaan Allah.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Rasul Paulus saat perjalanan penginjilannya ke dua mengunjungi Kota Korintus pada. Paulus tinggal di sana selama 1 Tahun 6 bulan dan memberitakan firman bahwa Yesus adalah Mesias walaupun ia ditolak oleh orang-orang Yahudi. Akan tetapi banyak orang di Kota Korintus menjadi percaya dan memberi diri mereka di baptis (Kis 18:1-8). Sehingga dapatlah dikatakan bahwa jemaat Korintus didirikan oleh Paulus.
Pada saat Galio menjabat sebagai Gubernur, kota Korintus adalah pusat pemerintahan Propinsi Akhaya menjadi kota metropolitan yang berkembang. Sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membawa dampak meningkatnya taraf hidup warganya. Namun, juga kejahatan dan immoralitas sexsual tumbuh berkembang. Seperti kota-kota besar lainnya di dunia Yunani-Romawi, Korintus adalah tempat berkembangnya pemujaan dewa-dewa Yunani dan Romawi seperti Afrodit dan Apolo yang disembah di kuil-kuil utama di kota itu.
Surat 1 Korintus menguraikan bagaimana Paulus sebagai seorang gembala, yang menafsirkan dan menerapkan Injil pada masalah-masalah jemaat dan berusaha mempertahankan persekutuan orang-orang percaya untuk menyembah dan memuliakan Yesus sebagai Mesias. Masalah yang ada di jemaat Korintus seperti pertentangan dalam jemaat (1 Kor 1:11), membanggakan diri karena memiliki Roh (1 Kor 1:20-29; 8:1-2), immoralitas (1Kor 5), makanan yang dipersembahankan kepada dewa-dewa kafir, penyimpangan-penyimpangan dalam perjamuan kasih dan perjamuan kudus (1 Kor 11).
Surat 1 Korintus 10:14-33 merupakan bagian nasihat Paulus tentang kehidupan jemaat agar hanya menyembah dan memuliakan Tuhan. Sebagai orang bijaksana, dengan nada yang lembut, ia mengimbau mereka mempertimbangkan sendiri kebenaran yang disampaikannya, yaitu jauhilah (Yunani: phiengete: melarikan diri, menjauh) penyembahan berhala ayat 14. Karena jemaat telah mengucap syukur kepada Tuhan dengan perayaan perjamuan Kudus. Hal ini jelas dengan pertanyaan Paulus. Bukankah cawan pengucapan syukur yang atasnya kita mengucap syukur adalah persekutuan dengan darah Kristus? (ayat 16). Dengan meminum anggur dan makan roti dalam perayaan perjamuan kudus berati umat ada dalam persekutuan dengan darah dan tubuh Kristus. Roti adalah simbol tubuh Kristus, maka kita sekalipun banyak dan berbeda, adalah satu tubuh, karena mendapat bagian dari roti yang satu itu. (ayat 17) Gereja adalah tubuh Kristus. Roti yang satu itu sejajar dengan satu tubuh. Gereja yang terdiri dari banyak anggota mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Roti yang menunjuk pada Tubuh Kristus tidak dapat dibagi-bagi. Sehingga bersekutu dan mempersembahakan korban kepada roh-roh jahat tidak dikehendaki Tuhan.
Paulus dengan tegas memperingatkan jemaat untuk tidak terpengaruh dengan praktik-praktik penyembahan dan pemberian kurban orang kafir. (ayat 20) Menyembah Tuhan dan menyembah roh jahat, menurut Paulus membangkitkan cemburu Tuhan seperti yang dialami oleh umat Israel di zaman Musa ketika mereka menyembah berhala. (lih.Ul.32:21)
Setelah Paulus menjelaskan bagaimana hubungan vertikal antara Tuhan Allah dengan manusia, selanjutnya ia menasihati jemaat tentang kebebasan dan tanggungjawab persekutuan. Kebebasan seseorang itu dilihat dari tujuan, apakah yang dilakukan itu berguna dan membangun kehidupan jemaat atau tidak?. (ayat 23) Salah satu tanggungjawab sosial jemaat adalah menjadi berkat bagi orang lain dengan tidak mencari keuntugan bagi diri sendiri tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain. Paulus juga memberi perhatian pada soal makanan dengan tidak memberatkan hati nurani. Bagi Paulus makanan tidak ada kaitannya dengan penyembahan berhala. Kemerdekaan dalam soal makanan adalah pengakuan yang mendasar bahwa bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan. Tetapi apabila ada yang mengatakan bahwa makanan itu adalah persembahahan berhala, jangalah kamu memakannya (ayat 28). Inilah yang dimaksudkan dengan keberatan hati nurani orang lain (ayat 30).
Paulus menegaskan, apa yang dilakukan manusia termasuk soal makan dan minum lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah, sebagai jawaban atas pergumulan jemaat mengenai penyembahan dan ucapan syukur. Bukan apa yang dimakan dan minum yang penting, tetapi bagaimana cara seseorang makan dengan mengucap syukur. Karena makanan berasal dari Sang Pencipta yang penuh kasih karunia. Semua yang diciptakan Allah itu baik dan tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh Allah. Rasa syukur yang diungkapkan dalam doa adalah sebuah tindakan iman dan apapun yang muncul dari iman tidak mungkin berdosa (Roma 14:23).
Kehadiran orang yang percaya pada Yesus diharapkan Paulus untuk tidak menimbulkan syak ( KBBI: curiga, sangsi, kurang percaya) sehingga menyakiti orang lain. Tetapi berusahalah menyenangkan hati sesama, yang artinya memikirkan orang lain juga, bukan hanya diri sendiri. Namun ini tidak berarti bahwa kehidupan manusia untuk memuaskan orang lain tetapi tugas utama orang yang percaya adalah untuk memuliakan Tuhan.
Makna dan Implikasi Firman
– Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan karena Dialah yang menciptakan alam semesta ini. Apa yang Tuhan ciptakan semuanya baik adanya. Pujian syukur umat hanya bagi Tuhan saja, sebagai Allah yang Esa dan tidak ada yang lain. Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menyembah pada roh-roh jahat (berhala) karena Ia adalah Allah yang cemburu apabila umat-NYa menyembah berhala. – Persekutuan dalam Perjamuan Kudus dengan meminum cawan ucapan syukur berarti umat mengugcap syukur kepada Tuhan yang telah memberikan keselamatan kepada manusia lewat pengorbanan
-Nya di kayu salib. Dan roti yang dipecah-pecahakan adalah persekutuan dengan tubuh Yesus yang memberikan makna bahwa gereja ( persekutuan orang-orang percaya) adalah satu tubuh di dalam Yesus Kristus. Gereja adalah suatu kesatuan yang eksklusif. Tetapi bersifat inklusif. Apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan tidak dapat dipersatukan dengan kuasa lain atau siapa pun yang terpisah dari pada-Nya. Sehingga tidak mungkin ada berhala dibalik ibadah jemaat.
-Tuhan Allah menghendaki kehidupan orang percaya untuk mengucap syukur bagi kemuliaan nama-Nya. Memuliakan nama Tuhan lewat mengucap syukur dapatlah dilakukan oleh orang-orang percaya dalam semua aspek kehidupan. Dengan kata lain, bahwa apa yang kita kerjakan, untuk menghadirkan kesukacitaan bagi sesama dan menjadi berkat bagi mereka. Bukan hanya berpikir kepentingan/keuntungan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan/keuntungan orang lain. Sebagaimana Tuhan Yesus sangat peduli terhadap manusia sehinga Dia rela berkorban untuk keselamatan manusia maka hendaknya umat Tuhan peduli terhadap sesama manusia dalam tindakan-tindakan kasih sehari-hari.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apa yang saudara pahami tentang mengucap syukurlah untuk kemuliaan Allah menurut 1 Korintus 10:14-33
2. Mengapa oarang-orang percaya mengucap syukur kepada Tuhan menurut 1 Korintus 10:14-33.
3. Bagaimana cara mengucap syukur untuk kemuliaan Allah.
NAS PEMBIMBING: 1 KORINTUS 1:4
POKOK – POKOK DOA :
1. Doakan agar Pengucapan Sukur dilaksanakan bagi kemuiaan Tuhan. Bukan untuk pamer dan pemborosan.
2. Doakan agar kita mengucap syukur terutama kepada Tuhan atas talenta dan berkat sesuai ukuran pemberian-Nya.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: Bapa Engkau Sungguh Baik
Pembukaan: KJ No. 242 Muliakan Allah Bapa
Pengakuan Dosa & Pengampunan: PKJ No. 44 Ya Tuhan Dengarlah Permohonan.
Ses Pembacaan Alkitab: NNBT No.2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhanmu
Persembahan: KJ No. 393 Tuhan Betapa Banyaknya
Nyanyian Penutup: DSL 159 Intan Dan Permata.
ATRIBUT: Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
Views: 116