GMIM Pinaesaan

GRIYA PANIKI INDAH – MAPANGET III

MTPJ GMIM 5 Juni – 11 Juni 2022 ( Hari Pentakosta I)

TEMA BULANAN : “Misi Dan Pendidikan Yang Membebaskan”
TEMA MINGGUAN : “Beritakanlah Injil Dengan Segala Resiko”
Bacaan Alkitab: Matius 10:16-33

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hakikat keberadaan Gereja Tuhan adalah membawa kabar baik, kabar keselamatan yaitu Injil. Karena itu, pembertitaan Injil, /eungalion/, adalah kewajiban dan tugas pokok Gereja. Secara historis gerakan pekabaran Injil secara masif dimulai sejak Ketuangan Roh Kudus di Hari Pentakosta. Tantangan, ancaman, penganiayaan, pembunuhan, hambatan, pertentangan, dan lain sebagainya mewarnai gerakan pekabaran Injil. Kendati demikian, dengan segala risiko para misionaris telah membawa Injil masuk di tanah Minahasa, menerobos tirai-tirai budaya dan agama animisme. Injil bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah-buah pertobatan, peradaban dan keselamatan. Kita merasakan dan menikmati buah-buah itu. Sangat disayangkan jika pohon Injil di tanah Minahasa layu, kering, mati dan punah oleh karena ketidakpedulian, tidak berani mengambil risiko untuk menjaga, memupuk, menyiram dengan segala konsekuensi.

Diminggu ini kita merayakan Hari Ketuangan Roh Kudus di Hari Pentakosta sebagai titik awal pemberitaan Injil secara meluas di seluruh dunia dan telah tiba di tanah Minahasa. Jemaat diajak merenungkan dan menghayati gerakan penginjilan masuk di tanah Minahasa di bawah tema, */“Beritakanlah Injil Dengan Segala Risiko.”/*

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab /(Exegese)/

Secara singkat diceriterakan latar belakang pembacaan Matius 10:16-33 adalah Yesus Kristus memanggil dua belas murid-Nya dan memberi kuasa untuk memberitakan tentang Kerajaan Sorga. (Ayat 1 -15)

Ayat 16- 17. Yesus Kristus menggambarkan karakteristik konteks alamat atau medan tujuan pemberitaan Injil tentang Kerajaan Allah. /“//Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala…” /Pemberita Injil digambarkan seperti domba di tengah-tengah serigala. Bagi orang Israel gambaran ini sangat dimengerti. Bahwa domba adalah binatang bersih dibandingkan anjing dan babi. Domba memiliki kaki yang pendek dan tidak bertanduk. Karena itu domba rentan terhadap ancaman predator untuk memangsanya.

 
Serigala adalah predator utamanya. Ketika diserang domba tidak dapat melawan. Yang dapat dilakukan adalah melarikan diri, tetapi karena kakinya pendek tidak dapat lari cepat. Pesan intinya adalah Yesus Kristus menggambarkan tentang tantangan dan risiko pemberitaan Injil (domba) akan selalu berhadapan dengan ancaman penentang (oposisi) dan penganiayaan (serigala). Domba adalah binatang tidak berbahaya (suka damai) tetapi serigala binatang buas berbahaya (suka mengancam dan memangsa domba).

/“…//sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati//.”/ Ular, di bidang kedokteran dijadikan simbol karena dipersepsikan memiliki /aesculapius /yaitu kemampuan menyembuhkan penyakit. Dalam mitologi Yunani dewa Aesculapius/Asclepius adalah dewa penyembuhan. Ular dalam kebudayaan Yunani juga sebagai simbol hikmat.

Salah satu ciri utama ular adalah ketika terancam secara cepat melarikan dan menyembunyikan diri. Sedangkan Merpati adalah binatang setia, tidak mendua, penuh kasih, damai, tidak berdosa dan berkomitmen pada kebenaran. Inti pesan Yesus dalam gambaran karakteristik tantangan medan pemberitaan Injil adalah bahwa penentang (oposisi) dan penganiayaan akan selalu ada di hadapan pemberita Injil.

Yesus Kristus hendak menyatakan bahwa pengikut-Nya adalah seperti domba yang tidak berdaya melawan serigala. Cara menghadapi serigala adalah,///“//cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati//”. /Artinya sebagai domba, ketika berhadapan dengan ancaman jangan melawan kekerasan dengan kekerasan, tetapi menghindar dari penganiayaan seperti ular dengan bijak, pintar, cepat mencari perlindungan, persembunyian, menghindar dari ancaman bahaya. Tetapi tidak sebagai pengecut dan penghianat, melainkan seperti merpati yang tulus; tidak mendua, setia, penuh kasih, damai, tidak tergoda dengan dosa dan berkomitmen pada kebenaran dalam segala keadaan.

Ayat 18-20. /“D//an karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.//”/

/‘Digiring’/ pada satu pihak, dimengerti sebagai dibenci, diadili dan dihakimi karena Yesus Kristus, tetapi pada pihak lain, adalah sarana kesaksian pemberitaan Injil kepada mereka yang tidak mengenal Allah. Artinya dunia yang dikuasai oleh roh jahat akan selalu mengancam dan menyerang pemberita Injil. Tetapi itulah risiko yang harus dihadapi di medan pelayanan. Yesus Kristus menguatkan pemberita Injil, /jangan kuatir/ karena Roh Kudus akan menyertai, menguatkan ketika menghadapi ancaman dan mengalami penganiayaan dengan memberi hikmat untuk menjawab pertanyaan dan tuduhan agar kepada mereka yang tidak mengenal Allah, Injil keselamatan diberitakan.

Ayat 21-23. /“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku/./”/ Ancaman, oposisi (penentang), tekanan, penghianatan, penganiayaan, dibenci dan kesengsaraan akan selalu berpotensi dihadapi dan dialami domba-Nya (pemberita Injil). Baik datangnya dari luar, maupun dari dalam. Dari luar jelas. Tantangan dari dalam adalah keluarga; istri, anak, saudara, sahabat, kerabat, sesama murid Yesus Kristus dan seterusnya. Yesus Kristus memberi jaminan, /“Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”/

Orang percaya harus bertahan dan bertekun dalam iman ketika menghadapi dan mengalami kesengsaraan karena hal itu bagi Rasul Paulus adalah batu loncatan penyucian dan pengudusan diri untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Kis. 14:22; 22).

/“…larilah ke kota yang lain…”, /artinya waspadalah, bijaksanalah, pandai-pandailah, bertahanlah, hindarilah, bersembunyilah, carilah pertolongan ketika menghadapi gemuruh badai ancaman yang hebat. Namun tetap dengan tulus dan setia berkomitmen pada kebenaran dengan tanpa penghianatan dan menghalalkan segala cara, adalah berita pengharapan.

/“Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.” /Sebelum pemberitaan Injil dan penganiayaan berakhir, Anak manusiasudang datang membebaskan dan memyelamatkan.Adalahberita pemeliharaan, penjagaan dan pembebasan. Dapat juga dimengerti sebagai, dalam tantangan selalu ada peluang mengubah dunia, membawa manusia bertobat dan diselamatkan.

Ayat 24-33. Pengikut atau murid Yesus Kristus tidak akan melebihi Sang Guru. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja karena itu anggota jemaat-Nya harus meneladani, mencontohi dan hidup menurut ajaran-Nya. Seperti Yesus Kristus tidak takut menghadapi penentang-Nya, penuh hikmat menjawab penentang-Nya dan rela menerima penderitaan dan penganiayaan demi tercapainya Misi Bapa yang diemban-Nya, maka orang percaya jangan takut dan meninggalkan pemberitaan Injil demi hidup di zona nyaman.

Injil tidak akan dihalangi oleh pemberita Injil yang penakut dan pengecut, /“karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.”/ Orang percaya sebagai pemberita Injil harus berani mengatakan dan memberitakan secara terbuka rahasia atau misteri Injil yang hanya terungkap kepada mereka yang beriman kepada Yesus dan dikaruniakan Roh Kudus.

/Jangan takut terhadap mereka yang menentang/, mengancam hidup, menganiaya dan terutama terhadap kematian. Memang kematian selalu ditakuti dan dihindari manusia. Bagi orang beriman kepada Yesus Kristus diberitakan bahwa maut telah dikalahkan dengan kebangkitan-Nya. Penganiayaan, penderitaan dan kematian hanya dapat membunuh tubuh. Tetapi hanya Yesus Kristus yang dapat membinasakan baik tubuh maupun jiwa. Artinya roh jahat, kuasa kegelapan hanya memiliki kuasa atas kelemahan daging. Seperti iblis yang membuat Ayub menderita. Tetapi tidak atas jiwa. Tidak atas semangat hidup. Bahkan Yesus Kristus dapat menyembuhkan dan membangkitkan tubuh dan menyembuhkan penderitaan orang yang sungguh beriman kepada-Nya. Karena itu jangan takut memberitakan Injil! Sebab mata Tuhan senantiasa menjaga, memelihara, memperhatikan sampai hal kecil, seperti sehelai rambutpun dari orang percaya.

Makna dan Implikasi Firman
1. Murid Yesus Kristus yang baik dan setia adalah pemberita Injil.
Pemberitaan atau kesaksiannya hanya akan bernilai, bermakna dan bermanfaat jika pendengarnya menerima Injil, percaya kepada Yesus Kristus dan mengubah hidupnya. Yesus Kristus menggambarkan karakteristik medan pelayanan pemberitaan Injil sangat menantang dan mengancam. Karena medan pelayanan itu merupakan medan pertempuran antara roh jahat dengan Roh Allah. Murid Yesus Kristus adalah alat Roh Allah memberitakan Injil Kabar Keselamatan. Sementara orang yang tidak percaya digunakan sebagai alat roh jahat untuk melawan, menentang dan menganiaya pemberita Injil. Rasul Paulus menegaskan, /“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,…”/(2 Tim.3:12) “…/karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,…tetapi…, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat/.“ (Efesus 6:12)

2. Murid Yesus Kristus sebagai pemberita Injil dimetaforakan sebagai
domba di tengah-tengah serigala. Kita sebagai domba-Nya dipandang
lemah, mudah dimangsa oleh kuasa roh-roh jahat di dunia (serigala).
Karena berusaha hidup kudus, suci, bersih, suka damai, tidak mau
berkompromi dengan ketidakadilan, tindak kekerasan, peperangan,
penganiayaan, korupsi, penipuan,dan lain sebagainya. Cinta kasih
Yesus Kristus kita pancarkan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Sebagai domba-Nya yang lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan dan
ancaman dari terkaman serigala, kita diajar, “/hendaklah kamu cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati//.”/ Ketika berhadapan dengan
ancaman jangan melawan kekerasan dengan kekerasan, tetapi menjauh dari
penganiayaan seperti ular dengan bijak, pintar, cepat mencari
perlindungan, persembunyian, menghindar dari ancaman bahaya. Tetapi
tidak sebagai pengecut dan penghianat, melainkan seperti merpati yang
tulus; tidak mendua, setia, penuh kasih, damai, tidak berdosa dan
berkomitmen pada kebenaran dalam segala keadaan.

Sebagai domba-Nya yang lemah dan tidak berdaya melawan kuasa roh jahat
(serigala), kita sangat bergantung pada pertolongan kuasa Yesus Kristus
dan harus selalu bersandar serta berharap pada-Nya. Tempat pelarian,
persembunyian dan perlindungan kita adalah, “/TUHAN, bukit batuku, kubu
pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku
berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!”/ (Mazmur
18:2) Yesus adalah Gembala kita memberi jaminan untuk hal itu./“Tetapi
orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”/

Rasul Paulus menguatkan murid-murid Yesus Kristus. /“Di tempat itu
mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya
mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. ”/ (Kis.
14:22; 22).Oleh sebab itu/, /sesama orang percaya hendaklah saling
menopang, menolong dan menguatkan ketika menghadapi kesengsaraan sebab
penganiayaaan akibat tindakan penentang yang dikuasai oleh roh
jahat,sebagai salah satu cara menghindari dan mengurangi penderitaan.

* Ancaman penentang datangnya dari luar dan dari dalam. Ancaman dari
luar datangnya dari mereka yang tidak mengenal Allah. Bahkan kuasa
roh jahat dapat menggunakan orang dari dalam keluarga dan sesama
anggota jemaat untuk menentang dan menggoyahkan komitmen iman dan
kebenaran Yesus dari pemberita Injil. Yesus Kristus mengingatkan
kita agar, /“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.”/ (Matius 7:15 )

Sangat menyakitkan hati adalah ketika tantangan datang dari dalam
yaitu: ketika dihianati oleh mereka yang dikasihi, dicintai, hidup
bersama se rumah, ditolong, dinafkahi, dan lain sebagainya. Oleh karena
kita menerapkan kasih yang sesungguhnya. Kasih Yesus Kristus adalah
kasih yang membebaskan, mencerahkan dan menyelamatkan. Kasih itu tidak
selalu menyenangkan dan mengenakkan. Inilah risiko yang harus siap kita
tanggung.

* Injil tidak dapat dihalangi oleh pemberita Injil yang ragu-ragu,
penakut dan pengecut. Tidak berani mengambil risiko karena
ragu-ragu, kuatir, takut hidup di luar zona nyaman. Berkompromi
dengan roh jahat, tidak menyampaikan kebenaran Injil dengan hanya
menyampaikan khotbah yang menyenangkan telinga, tidak tulus
melayani, tidak tegas bersikap adil dan benar (bersikap mendua,
/ambivalent/), dan seterusnya karena ingin hidup di zona nyaman.
/“Karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka
dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan
diketahui.”/ Mereka yang bersikap berani, berintegritas dan
konsisten berkomitmen iman, mengaku dan memberitakan kebenaran
Injil, akan diakui Yesus Kristus di depan Bapa di sorga. Dan
kepadanya tersedia tempat kediaman kekal di sorga. Sebaliknya,
mereka yang pengecut, kuatir dan takut serta tidak menyangkal diri,
tidak mau memikul salib, tidak berani mengambil risiko serta tidak
mengikut Yesus dengan dengan taat dan setia, memang akan senang di
dunia. Tetapi kepadanya akan diberikan tempat penderitaan dan
kesengsaraan kekal di neraka.

* Pada hakikatnya semua jemaat-Nya adalah pemberita Injil. Namun
Pelayan Khusus GMIM; Pendeta, Guru Agama, Penatua, Diaken diberi
tanggung jawab khusus memperlengkapi anggota jemaat untuk hidup
berpadanan dengan Injil Yesus Kristus. Karena itu Pelayaan Khusus
harus berani, berintegritas dan konsisten berkomitmen iman, mengaku
dan memberitakan kebenaran Injil melalui perkataan dan perbuatannya,
sebagai teladan, serta siap pikul salib sebagai risiko, dengan
gembira dan penuh ucapan syukur.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1. Bagaimanakah ciri-ciri murid seperti domba dan bagaimanakah ciri-ciri manusia seperti serigala?
2. Ada orang Kristen yang mencari Yesus Kristus agar hidupnya baik, nyaman, sukses, damai dan dirinya aman. Mereka tidak mau memberitakan Injil karena berisiko. Mereka tidak peduli terhadap ketidakadilan, kekerasan, kejahatan, bahkan berkompromi dengan hal-hal itu supaya tidak diancam, dianiaya, dikucilkan dan dibunuh. Apa pendapat saudara?
3. Apa arti ungkapan, /“sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati?”/

NAS PEMBIMBING: Kisah Para Rasul 1:8

POKOK-POKOK DOA:

1. Mari kita saling mendoakan agar tidak ragu-ragu, kuatir dan takut memberitakan Injil yang penuh dengan risiko hidup tidak enak dan tidak nyaman.
2. Doakan agar kita diberi rasa belas kasihan, simpati, solider kepada yang menderita dan dianiaya karena Injil, menopang, menolong sesuai berkat yang diberikan Tuhan. Baik dalam bentuk materi maupun non materi.
3. Doakan agar iman kita dikuatkan, dikokohkan sehingga tidak tergoda dan berkompromi dengan manusia seperti serigala yang dikuasai oleh roh-roh jahat.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI RAYA PENTAKOSTA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan: KJ. No. 7 /Ya Tuhan Kami Puji Nama-Mu Besar
Ses.Nas Pembimbing: NNBT No. 28 /Ya Tuhan Tolong Aku
Pengakuan Dosa dan Pemberitaan Anugerah Allah
NKB No. 17 /Agunglah Kasih Allahku./
Ajakan Untuk Hidup Menurut Roh*: KJ No. 371 Aku Rindu Pada Yesus
Ses Pembacaan Alkitab: NKB No. 119 /Nyanyikan Lagi Bagiku
Persembahan*: KJ No. 440 /Di Badai Topan Dunia
Nyanyian Penutup:* KJ No. 237 /Roh Kudus Tetap Teguh/

ATRIBUT

Warna dasar merah dengan simbol salib dan lidah api.

Views: 203